RIM Menabur Benih Literasi di Timor Leste

0
701
- Advertisement -

Kolom Prof. Dr. Phil Ikhfan Haris, M.Sc.

Bulan pertama bertugas sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Timor Leste, saya mencoba mengidentifikasi kegiatan apa yang bisa dilalukan dalam memberi kontribusi membangun peradaban di bumi Lorosa’e Timor-Leste. Dari beberapa kegiatan yang teridentifikasi, saya akhirnya memilih lebih menghidupkan gerakan literasi di kalangan generasi muda Timor Leste. Hal ini menjadi penting karena masa depan suata bangsa tergantung kemampuan SDM warganya. Semantara kemampuan SDM tergantung kualitas pendidikannya, dan kualitas pendidikan sangat tergantung pada tingkat kesadaran literasi warganya.

Sambil merumuskan konsepnya, saya tiba-tiba teringat kepada salah seorang sahabat lama teman satu angkatan waktu kuliah di kampus merah Universitas Hasanuddin Makassar. Sangat tepat untuk diajak diskusi berkaitan dengan kegiatan literasi. Ia seorang akademisi, penulis buku produkaif, inspirator dan penggerak literasi menulis.

Teman-teman di kampus memanggilnya RIM akronim dari namanya Ruslan Ismail Mage, tetapi saya pribadi selalu memanggilnya di kampus dengan sebutan “Sappo” sebagai panggilan kekerabatan bagi orang Bugis. Cukup lama kami lost contact karena kesibukan kami sebagai akademisi di kota yang berbeda.

Akhir Mei 2022 ketika saya hubungi ponselnya tidak ada respon. Saya paham sebagai penggerak literasi antar kota pasti sangat sibuk, jadi saya maklumi kalau panggilan ponsel atau pesan WhatsApp tidak langsung ditanggapi. Sesaat kemudian RIM baru kirim pesan kalau baru saja sampai di Makassar dari Jakarta, dan langsung menuju kota kelahirannya Watansoppeng untuk mempersiapkan perjalanan literasinya menuju Kolaka Utara menginspirasi para pendidik bagaimana menjadi guru tangguh di tengah serbuan imprealisme digital.

- Advertisement -

Keesokan harinya RIM baru menelpon dan membahas rencana mengadakan worshop litersi bertema “Membangun Peradaban dengan Menulis” di KBRI Dili Timor Leste. Sebagai penulis buku produktif, inspirator dan penggerak literasi, saya memintanya menjadi narasumber untuk menginspirasi generasi muda Timor Leste menekuni dunia tulisan. Pernyataannya yang menarik, “Semua generasi muda Timor Leste harus menjadi “public relation” untuk mempublikasikan keindahan alam dan persatuan bangsanya melalu tulisan”.

Sabtu 11 Juni 2022 workahop litetasi bertema, “Membangun Peradaban dengan Menulis” berhasil dilaksanakan di PBI-KBRI Dili Timor Leste dengan menghadirkan tiga narasumber. Salah satunya adalah founder Sipil Institute Jakarta dan Bengkel Marasi Indonesia Ruslan Ismail Mage.

Sebagai inspirator, RIM benar-benar mengispirasi dan membakar semangat generasi muda Timor Leste untuk menjadi penulis. Bahkan setelah acara selesai, RIM langsung mendeklarasikan berdirinya Bengkel Narasi Timor Leste (BN-TL) untuk mewadahi komunitas keratif menulis Timot Leste.

Sampai ditulisnya catatan ini sudah beberapa orang penulis muda kreatif Timor Leste yang hampir tiap hari gagasan dan pikirannya mengangkasa. Terimakasih Sappoku RIM yang telah menabur benih-benih unggul penulis muda andal Timor Leste. Semoga ke depan kita bisa berkolaborasi menerbitkan buku-buku anggota BN-TL.

Penulis, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Dili Timor Leste

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here