Kolom Fiam Mustamin
APA bedanya dengan rumah/pustaka baca pada umumnya di permukiman perkotaan.
Lokasi dan nuansa suasananya yang jadi pembedanya.
Tidak umum hal seperti ini terjadi pada rumah kebon yang memfasilitasi pustaka baca di salah satu ruangannya. Lalu siapa yang menjadi pembacanya?
Khayalan Anak Kampung
Dua kali saya datang menginap di kebon Galung LangiE, nama tempat di area pegunungan itu.
Dan telah saya menulis dua artikel tentang suasana alam di perkebunan yang sejuk itu.
Kedatangan saya seminggu lalu di Soppeng menyepakati bersama keluarga untuk mengadakan pertemuan setiap tahun di masa liburan sekolah dan Lebaran untuk ziarah kubur leluhur.
Dan memilih lokasi pertemuan silaturahmi keluarga di kebon perbukitan yang alami dan permai.
Kali ini direncanakan pertemuan lebih awal dengan syukuran untuk kakak tertua kami Prof Dr Ir H Muhammad Jafar Hafsah, IPM atas anugrah gelar Guru Besar Bidang Ilmu Agribisnis Pangan di Universitas Negeri Makassar, 17 Februari 2022.
Di kebon itu akan mempertemukan para kerabat dengan Laksamana TNI Laut Suharto Djide, SH. M.Si yang baru menjabat Komandan Lantamal X11 di Pontianak. Sebelumnya menjadi Komandan Ekspedisi Armada Perang Dewaruci berkeliling benua.
Kemudian adik bungsunya Mukhsin Djide, Kepala Balai Kehutanan Sosial Wilayah 5 Sulawesi.
Ke kebon tidak identik dengan berlibur semata di kawasan daerah sepi dari keramaian sekadar untuk tidur nyenyak dan makan lahap, terbebaskan dari kehidupan sehari-harinya.
Lalu terpikir, apa yang dapat dilahirkan dari pertemuan keluarga untuk kehidupan masing masing. Dari situ muncul nawa-nawa (gagasan) bahwa di tempat seperti itu cukup mendukung suasananya untuk membaca buku yang sulit dilakukan di kota dengan berbagai hambatan waktu.
Di kebon, ada waktu yang dialokasikan untuk membaca buku dan sekian waktu untuk bercengkrama bertukar pandang dengan kerabat.
Bagi mereka yang memiliki kapasitas sebagai pemimpin, bisa menjadikan suasana silaturahni itu menghasilkan renungann inspirasi gagasan yang bermakna yang akan diwujudkan kemudian, begitu pun dengan
budayawan dan pemikir.
Koleksi Pustaka dari Kerabat
BUKU buku pustaka datang dari karya para kerabat tentang Pertanian dan Perkebunan dari puluhan karya Daeng MJH (Muh Jafar Hafsah) tentang Filsafat dan Keagamaan dari Anre Gurita Nasaruddin Umar, Budaya dan Demokrasi Kepemimpinan dari Prof Hafid Abbas, Prof Muhlis Paeni, Prof Mashadi Said, syair puisi dari Aspar Paturusi, Sejarah dan Perbandinganga Agama dari Saleh Mude.
Begitupun dengan koleksi karya penulis generasi penerus ; Andi Wanua Tangke, Andi Ahmad Saransi, Alif we Onggang, Ruslan Ismail Mage dan Jumrana Salikki.
Suatu masa pustaka baca Galung LangiE Salahuddin Manna dapat menjadi rujukan studi demokrasi pemerintahan dan kehidupan bercocok tanam warisan leluhur.
Iya teppaja risappa paccoli loloengngi aju rakkoe/yang selalu diikhtiarkan untuk menghidupkan tunas di pohon yang sudah mengering.
Beranda Inspirasi Ciliwung 7 Februari 2022