PINISI.co.id- Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) Ke 23 tiga hari lagi digelar di Makassar. Dari pertemuan ke pertemuan, tidak sedikit capaian yang diraih, namun di sisi lain, harus diakui PSBM juga sejatinya harus menghasilkan program nyata dalam bentuk pembangunan kelembagaan bisnis yang ajek dan konkret.
Hal ini mengemuka dari simpulan sejumlah saudagar ketika dihubungi PINISI.co.id menanggapi gelaran PSBM XXIII yang akan dibuka pada 29 April 2023 di hotel Four Point Makassar.
Menurut H.M Yasin Azis, PSBM penting diadakan dalam kebersamaan. Melalui halal bihalal saudagar dapat meningkatkan ikatan silaturahmi, saling mengenal untuk memperluas jaringan sesama saudagar. “Karena itu KKSS harus melakukan revolusi ekonomi dan revolusi mental demi memajukan saudagar. Juga penguatan ekonomi agar kita bisa berpartisipasi membangun negeri ini,” ujar Yasin yang menekuni berbagai lini bisnis.
Yasin dikenal sebagai saudagar yang membangun Timor Leste semasih bergabung dengan Indonesia.
Sepandangan dengan Yasin, Abdillah Natsir mengemukakan, PSBM merupakan program unggulan BPP KKSS di setiap periode kepengurusan, bertujuan untuk membangun sinergi antarpemerintah dan swasta dan antarpara pengusaha yang berasal dari Sulawesi Selatan.
“Sejak awal diadakan telah menghasilkan banyak hal khususnya di bidang peningkatan kerja sama para pengusaha dalam membangun ekonomi Indonesia khususnya Sulawesi Selatan. PSBM juga berkomitmen kuat untuk menghasilkan berbagai investasi di berbagai sektor,” ungkap Abdillah yang karib disapa Dilla.
Dalam penghilatan Dilla, sejatinya PSBM ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pemerintah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota untuk menjalin hubungan dengan pengusaha asal dan keturunan Sulawesi Selatan yang hadir di setiap kegiatan PSBM.
“Bagi saya baik pribadi maupun selaku Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Pinrang memaknai bahwa kegiatan PSBM tidak hanya diharapkan menjadi mercusuar bagi keluarga asal Sulawesi Selatan khususnya para pengusaha untuk berkiprah membangun daerahnya, tetapi lebih dari itu diharapkan menjadi lokomotif untuk peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Selatan secara menyeluruh. PSBM, telah mengilhami banyak sekali aspek perekonomian di daerah,” ujar pengusaha yang bergerak dalam bisnis outsourching, pariwisata, properti, kontraktor bidang ME dan telekomunikasi serta water treatment, energy chemical treatment di Jakarta ini.
Sebaliknya Zainal A. Sahabuddin, ingin melihat PSBM menelorkan hasil yang nyata. Sehingga tidak melulu soal memaparkan keberhasilan masing-masing seorang pelaku usaha, akan tetapi seharusnya ada langkah konkret seperti membuat satu sekretariat yang bisa menampung kerja sama antara para pengusaha yang ada.
Selain itu, kata Zainal, mendata saudagar Bugis Makassar di perantauan dan warga KKSS yang butuh pekerjaan yang layak dapat disalurkan ke unit-unit usaha para saudagar.
“Penting juga membuat holding satu atau beberapa usaha yang modalnya lebih besar yakni modal bersama demi mempekerjakan warga KKSS melalui usaha yang lebih besar,” tambah saudagar nikel, hotel dan resto ini.
Bidang usaha Zainal berada di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Jawa.
Tak sampai di situ, Zainal melanjutkan, bahwa seyogianya para saudagar menjadi bapak angkat dan membina UMKM minimal satu setiap saudagar.
Nada serupa diusulkan A. Pawennei yang hampir setengah abad melakoni bisnis di Jawa Barat.
Menurut mantan Sekjen BPP KKSS ini, agar PSBM tidak hanya menjadi acara ritual tahunan, maka sebaiknya meninggalkan legasi program jangka panjang.
Visi saudagar, kata Pawennei adalah membangun spirit saudagar bagi generasi penerus. Adapun misinya, melaksanakan kegiatan prioritas dan program pelatihan, managemen, akuntansi, produksi, marketing bagi sumber daya manusia yang berpotensi menjadi saudagar yang dapat membangun ekonomi negara dan bangsa Indonesia. Hal ini harapkan dapat melahirkan saudagar pemula dan pelaku UMKM yang andal.
Selain itu inventarisasi para Saudagar Bugis Makassar di seluruh wilayah KKSS (dalam dan luar negeri) termasuk spesifikasi usahanya.
Kemudian menggelar pameran internasional di Jakarta dan pesertanya adalah Saudagar Bugis Makassar se wilayah KKSS dalam dan luar negeri, menerbitkan Website PSBM yang dikelola oleh satu tim IT, dan dapat difungsikan sebagai wadah penjualan online atas semua produk Saudagar Bugis Makassar.
“Perlu dipikirkan pembentukan Pusat Pelatihan saudagar bagi generasi muda/sarjana atau pensiunan, agar menjadi seorang saudagar yang tangguh, ulet dan visioner,” kunci Pawennei. (Lip)