PINISI. co.id– Alumni SMP 1 (Spensa) Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, pada Rabu malam (3/6/20) menghelat halalbihalal alumni Spensa angkatan 77 melalui aplikasi Meet Google dengan 23 peserta. Para peserta yang berusia sudah lebih setengah abad ini, sebagian gagap menggunakan aplikasi teknologi komunikasi, mengingat waktu SMP puluhan tahun silam perangkat telepon pun belum mereka punyai.
“Yang utama kita bisa bersilaturahmi lewat dunia maya. Ini tidak mengurangi hikmatnya halalbihalal dari angkatan 77,” ujar Latri Aras, yang dikenal sebagai dosen di UMN Makassar.
Halalbihalal virtual ini diikuti alumni dari berbagai kota yaitu Batam, Bekasi, Depok, Jakarta, Surabaya, Ambon, Balikpapan, Gorontalo, selain Sungguminasa dan Makassar.
Namun, sebagian tidak bisa mengikuti ajang silaturahmi Spensa karena aplikasi Meet Google masih kurang familiar. “Paccena, tidak bisa ka ikut bela,” kata Hamidah Kayyum.
Iwan Gunawan dan Daeng Lawa juga batal jadi peserta lantaran tidak dapat menggunakan aplikasi yang terbilang baru ini. “Batena kutindis-tindis semua kodenya, tapi tidak bisa ka masuk,” sahut Iwan terkekeh.
Tak kalah seru para peserta yang sebagian telah bercucu ini, melepas kerinduan seraya bernostalgia pada masa remaja saat sekolah dulu. Silaturahmi disertai gurauan membuat kekerabatan semakin akrab terjalin. “Tak ada jarak sosial, kita semua bersaudara,” kata Hasran Abbas.
“Silaturahmi nya bergantian, nanti di Surabaya, ” ajak Eda Abbas yang tinggal di Surabaya sebagai pengusaha kuliner dengan top brand, Mie Baraccung.
“Atau kalau ke Jakarta, nanti saya dan Alif siap menjamu,” tawar Fatma Kamal, arsitek dan dosen di Jakarta.
Biasanya seusai lebaran Idul Fitri, jebolan Spensa 77 rutin menggelar halalbihalal di kediaman salah seorang alumnusnya. Di situ, tersaji aneka kuliner Makassar sebagai pengobat rindu buat yang tinggal di rantau. Terkadang acara silaturahminya diadakan di tempat wisata.
Akan tetapi gegara pandemi yang sudah berjalan tiga bulan ini, pemerintah memberlakukan pembatasan sosial sehingga pertemuan yang mengundang kerumunan orang tidak dibolehkan.
“Kita saling memaafkan tanpa jabat tangan. Cukup hati kita merasa lapang untuk saling bermaafan,” ucap Mursinah yang menetap di Sungguminasa.
Tak lupa, Murliah Kasim mengajak peserta untuk memanjatkan doa kepada Mansyur yang lagi didera penyakit. (Lip)