PINISI.co.id– Banjir yang melanda Kabupaten Bekasi, Jawa Barat beberapa hari lalu sudah berangsur surut. Kini menyisakan pemandangan unik, miris dan haru antara lain di Perumahan Graha Daelin Simpangan Cikarang Utara.
Kendaraan roda empat tidak bisa lagi masuk ke dalam komplek. Di tiap teras dan jalan ada hamparan jemuran, kasur, mesin cuci, kursi, sofa, hingga bongkaran mobil. Perumahan ini terendam banjir di siang hari, Sabtu (20/2/21) begitu cepat sehingga tiada ingatan dan kesempatan untuk membawa keluar barang berharga termasuk kendaraan seperti motor dan mobil. Karena jalan- jalan utama di luar komplek serta perumahan lainnya dikepung banjir.
“Iye tidak adami waktu iye untuk bawa keluar kendaraan. Semua ini tidak adami bisa dipake. Ka air di atasnya, ” kata Dian memegang almari tempat TV nya.
Kasurnya pun masih bersender di dinding. Pakaian bersihnya sudah dipisahkan di tempat lebih tinggi, tapi beberapa saat kemudian pakaian tersebut juga sudah terendam banjir.
“O bela. Nabutu pole iya,” kata Dian tertawa sambil geleng-geleng kepala.
Dian saat dikunjungi sedang mencuci pakaian. Teras rumahnyapun sesak dengan gantungan pakaian.
“Ayo dipilih-dipilih,” canda Dian menyambut.
Ketika ditanya apa sudah selesai cuciannya. “Uhhh. Masih banyak iye. Ada yang hanya dihilangkan saja lumpurnya baru dijemur. Lain waktu baru di cuci kembali.”
Nasib Dian Djumanggi sama dengan korban banjir umumnya di Bekasi. Motor dan mobil terendam. Para tetangganya sudah membongkar mobilnya minimal jok sudah dicuci dan sedang dijemur. Tapi Dian masih menunggu bantuan dari temannya yang punya jasa bengkel. Alhamdulillah motornya sudah selamat karena berkat bantuan sang teman juga.
Sementara sebagian besar motor tetangganya sepertinya masih mangkrak karena masih dipenuhi lumpur.
Akses Terputus
Lain halnya nasib warga lainnya; selama 3 hari Perumahan Grand Cikarang City 2 Kedung Waringin Kecamatan Keding Waringin Kabupaten Bekasi terendam banjir. Emang yang bermukim di Blok F 29, hari Senin kemarin mulai bisa bernafas sedikit lega karena banjir luapan dari sungai Citarum surut. Emang memilih di penampungan sementara di Perumahan itu dan tidak bisa mengungsi ke rumah kerabat karena akses lumpuh dan harus melewati jalur memutar yang jaraknya lumayan jauh.
Emang sejatinya kemarin mendapat kunjungan awal dari Pilar Kerukunan Masyarakat Bulukumba A Aso, Puang Karra dan Hayati Salma. Namun, terhenti karena harus memutar haluan kembali. Karena Jalan Raya Pantura-Jembatan Rengas Bandung mulai retak, akses Bekasi ke Karawang.
Urung rembuk, akhirnya hanya A Aso saja melanjutkan niatan tersebut sementara yang lainnya pulang. Emang hanya meminta A Aso untuk membawakan pakaian alakadarnya. “Tabe’ Tihirannga itu mai baju…apa’ baju di alemi areddi,” kata Emang dalam bahasa Bugis, yang artinya bawakan baju karena hanya pakaian yang melekat saja yang ada.
Rombongan akhirnya memisahkan diri untuk mengevakuasi keluarga Emang sambil membawa buah tangan pelepas penat dan dahaga terutama air minum. Menuju permukiman Emang harus jalur memutar ke tol arah Karawang.
Alhamdulillah, sore hari sekitar pukul 17.00 Emang bisa dijangkau. Emang enggan dievakuasi karena akan kelelehan jika harus bolak-balik untuk menengok dan membersihkan dan berbenah di rumahnya. Akses terputus dan harus melalui jalur memutar. Begitu jauh dan melelahkan.
Hari ini Selasa (23/2/21) dikabarkan jembatan Rengas sebagian sudah tergerus.
KKSS Kabupaten Bekasi sementara ini masih mengumpulkan donasi untuk membantu warga dan sekitarnya. Demikian pula Pilar Kerukunan Masyarakat Bulukumba Prov Jawa Barat menopang dari bawah berbagi asih. “Insya Allah disegerakan bantuan itu,” kata A Ato Ketua KMB Jabar. (PK)