KKBS Soppeng Dapat Menjadi Pionir Pemilik Kartu Anggota dan Koperasi KKSS KijangMas

0
533
- Advertisement -

PINISI.co.id- Warga Kerukunan Keluarga Besar (KKBS) Soppeng bisa menjadi pionir bagi pilar-pilar lainnya untuk mendapatkan kartu anggota KKSS sekaligus sebagai anggota Koperasi KKSS. 

Hal itu diungkapkan Ketua Koperasi KKSS Dr. Ir. Andi ZA Dulung, MCM, dalam Rakernas dan Family Gathering KBBS Soppeng yang digelar di Hotel Bumi Gumati, Sentul, Bogor Jawa Barat, Sabtu (14/10/2023) malam.

Dulung memaparkan dengan rinci kegunaan dan kemanfaatan kartu anggota dan koperasi KKSS yang dipimpinnya. Penjelasan yang duraikan secara teknis mendorong warga yang mendengarkan langsung mengunggah aplikasi KijangMas. 

“KijangMas adalah aplikasi Koperasi KKSS yang mencatat perkoperasian termasuk simpan pinjam dan memberi kemudahan dan keuntungan sebagai alat perdagangan,” jelas Dulung. 

Sebelumnya Dulung adalah Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin dan Staf Ahli Bidang Teknologi Kesejahteraan di Kementerian Sosial, yang sukses membuat aplikasi sosial buat kelompok warga miskin. 

- Advertisement -

Selama ini lembaga koperasi yang dibangun KKSS mati suri lantaran pengelolan yang setengah hati dan tidak profesional.

Sesi foto dalam rangkaian Rakernas dan Family Gathering KBBS Soppeng di Sentul, Bogor Jawa Barat.

Namun, ditangan Dulung diharapkan Koperasi KKSS dapat menjadi tonggak program dan KijangMas menjadi salah satu legasi KKSS.  Apalagi BPP telah menugaskan Koperasi KKSS menyusun bigdata warga KKSS dan menerbitkan Kartu Anggota KKSS selain mengoperasionalkan Koperasi KKSS. Selama ini diklaim jumlah 12-16 juta warga KKSS di luar Sulawesi Selatan. 

“Tapi siapa namanya, alamatnya di mana? Ini yang kita mau data,” imbuh Dulung. 

Menurut Dulung, Koperasi KKSS langsung mendigitalisasi semua kegiatan koperasi. “KKSS sejatinya  memanfaatan teknologi sebab masih banyak saudara kita yang hidupnya belum berkecukupan, pasrah membayar biaya admin PPOB lebih besar,” ucap Penasehat KKBS Soppeng ini. 

Apalagi, kata Dulung, kemajuan teknologi makin melebarkan ketimpangan karena masyarakat kita belum mampu bersaing. Dicontohkan aplikasi Fintek umumnya terpasang di ponsel, seperti DanaPay, OVO, GoPay, Shopee, Lazada, Tokopedia, Alfamart, Indomart, Bank, yang semuanya dimiliki oleh korporasi konglomerat, bahkan kemilikan sahamnya dikuasai oleh asing

“Kita setiap bulan membayar tagihanPLN, air, BPJS, beli pulsa, yang disebut belanja PPOB. Setiap transakasi PPOB dipungut biaya admin antara Rp 1.500. – Rp. 5.000. Kecil tetapi dikali jutaan penduduk kita, maka triliunan dana yang disedot dari masyarakat Indonesia,” beber Dulung. 

Nah, dengan KijangMas, Dulung mengajak kita bersatu membangun ekonomi rakyat. “Mari kita berbuat sesuatu, kecil namun memberi dampak besar untuk kesejahteraan minimal mulai dari diri kita dan lingkup KKSS,” ungkapnya.

Karena itu, Dulung mendorong warga KKSS di seluruh Indonesia menginstal aplikasi KijangMas di ponsel masing-masing guna membayar kebutuhan belanja PPOB bulanan  seperti PLN, PDAM, cicilan, dan sebagainya. 

Dulung meyakinkan bahwa aplikasi KijangMas dibangun dan dimiliki oleh 100% anak bangsa. Saat ini Koperasi KKSS telah menggunakan aplikasi KijangMas sehingga Koperasi KKSS lebih professional, akuntabel, dan amanah yang diharapkan akan menjadi sokoguru ekonomi rakyat, dan tidak didasari oleh besarnya kekayaan seseorang. 

“Mari kita jadikan Koperasi KKSS sebagai wadah jaringan ekonomi rakyat nasional kita, memperkuat pemberdayakan sosial ekonomi bangsa. Dan KKSS memulainya,” pungkas Dulung penuh harapan. (Lif)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here