Hindari 10 Penyebab Sakit Hati dan Jiwa

0
333
- Advertisement -

Hikmah Abdul Hamid Husain 

Jika terkena penyebab sakit hati dan sakit jiwa dari 10 penyebabnya ini, maka hidup akan selalu mengalami kesulitan, stress, cemas dan sakit sakitan.

Inilah ke 10 penyebab sakitnya hati dan jiwa yaitu kemunafikan, abai akan kebenaran, lalai mengingat Allaah, menyembunyi kan kebenaran, dan kesaksian palsu, angkuh, sombong, kasar dan galak, menjauhi tempat tempat hidayah, masjid dll, kekeh pada kemungkaran, tidak suka pengajian, selalu menjauhi kebenaran dan selalu ragu dan bimbang.

1. Allaah SWT mengingatkan agar berhati hati supaya tidak sakit hati dan sakit jiwa;

فِىۡ قُلُوۡبِهِمۡ مَّرَضٌۙ فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًا ‌ۚ وَّلَهُمۡ عَذَابٌ اَلِيۡمٌۙۢ بِمَا كَانُوۡا يَكۡذِبُوۡنَ‏.
(البقرة الاية ١٠)

- Advertisement -

“Fii quluubihim
maradun fazaadahumul laahu maradan, wa lahum ‘azaabun aliimun bimaa kaanuu yakzibuun”.

Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta.
(QS Al Baqarah, surah ke 2, ayat 10, halaman 3).

2. Prilaku manusia apa kata hatinya. Ketika hatinya sehat maka prilakunya akan baik. Jika hatinya sakit, maka prilakunya pun aneh aneh dan cenderung berbuat maksiat, akrab dengan perbuatan dosa.

3. Hati, Pendengaran dan Penglihatan mereka dikunci. Allaah SWT Berfirman agar kita berhati hati jangan sampai hati, pendengaran dan penglihatan kita tidak tertutup.
Allaah SWT Berfirman;

خَتَمَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَعَلٰى سَمْعِهِمْۗ وَعَلٰٓى اَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَّلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌࣖ ۝٧
khatamallâhu ‘alâ qulûbihim wa ‘alâ sam‘ihim, wa ‘alâ abshârihim ghisyâwatun wa lahum ‘adzâbun ‘adzîm”.

(Allaah telah mengunci hati dan pendengaran mereka. Pada penglihatan mereka ada penutup, dan bagi mereka azab yang sangat berat.
(QS Al Baqarah, surah ke 2, ayat 7, halaman 3).

Catatan

Inilah 10 penyebab membuat Hati dan Jiwa menjadi Sakit, yaitu:
1. Hati Yang Dihinggapi oleh Kemunafikan, Keraguan, dan suka memuaskan syahwat dengan cara yang haram.
Allaah SWT Berfirman:
يٰنِسَاۤءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَاَحَدٍ مِّنَ النِّسَاۤءِ اِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِيْ فِيْ قَلْبِهٖ مَرَضٌ وَّقُلْنَ قَوْلًا مَّعْرُوْفًاۚ

“Wahai istri-istri Nabi, Kamu tidak seperti perempuan perempuan yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dengan melemah lembutkan suara berdayu dayu dalam berbicara sehingga membangkitkan birahi dan nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.(QS. Al-Ahzab, surah ke 33, ayat 32, halaman 422).

2. Hati Yang Buta.
Yaitu hati yang tidak dapat melihat dan menemukan kebenaran.
Allaah SWT Berdabda:

اَفَلَمۡ يَسِيۡرُوۡا فِى الۡاَرۡضِ فَتَكُوۡنَ لَهُمۡ قُلُوۡبٌ يَّعۡقِلُوۡنَ بِهَاۤ اَوۡ اٰذَانٌ يَّسۡمَعُوۡنَ بِهَا‌ ۚ فَاِنَّهَا لَا تَعۡمَى الۡاَبۡصَارُ وَلٰـكِنۡ تَعۡمَى الۡـقُلُوۡبُ الَّتِىۡ فِى الصُّدُوۡرِ
Afalam yasiiruu fil ardi fatakuuna lahum quluubuny ya’qiluuna bihaaa aw aazaanuny yasm’uuna bihaa fa innahaa laa ta’mal absaaru wa laakin ta’mal quluubul latii fissuduur
Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam Dada”.
(QS Al-Hajj, surah ke 22, ayat 46, halaman 337)

3. Hati Yang Lalai, hati yang menolak untuk mengingat Allaah dan mendahulukan hawa nafsu dibanding ketaatan kepada-Nya.
Allaah Berfirman:

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ وَلَا تَعْدُ عَيْنٰكَ عَنْهُمْۚ تُرِيْدُ زِيْنَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ وَلَا تُطِعْ مَنْ اَغْفَلْنَا قَلْبَهٗ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ وَكَانَ اَمْرُهٗ فُرُطًا ۝٢٨

“Bersabarlah engkau Muhammad bersama orang-orang yang menyeru Allaah Tuhannya pada pagi dan petang hari dengan mengharap keridaan-Nya. Janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan Dunia. Janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami serta menuruti hawa nafsunya dan mereka melewati batas”
(QS Al-Kahfi, surah ke 18, ayat 28, halaman 297)

4. Hati Yang menutupi kesaksian atas kebenaran.
Allaah SWT Berfirman:

ۗفَاِنْ اَمِنَ بَعْضُكُمْ بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ الَّذِى اؤْتُمِنَ اَمَانَتَهٗ وَلْيَتَّقِ اللّٰهَ رَبَّهٗ ۗ وَلَا تَكْتُمُوا الشَّهَادَةَۗ وَمَنْ يَّكْتُمْهَا فَاِنَّهٗٓ اٰثِمٌ قَلْبُهٗ ۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ .
“Tetapi, jika sebagian kamu mempercayai atau memberi amanah kepada sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hutangnya, dan hendaklah dia bertakwa kepada Allaah, Tuhannya. Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, karena siapa yang menyembunyikan kebenaran, sungguh, hatinya kotor. Sungguh, Allaah Maha Mengetahui apa yang kamu lakukan”.
(QS. Al-Baqarah, surah ke 2, ayat 283, halaman 49).

5. Hati Yang Sombong, Congkak dan enggan mengakui Ke-Esaan Allaah. Ia semena-mena melakukan kedzaliman dan permusuhan.
Allaah SWT berfirman;

الَّذِيْنَ يُجَادِلُوْنَ فِيْٓ اٰيٰتِ اللّٰهِ بِغَيْرِ سُلْطٰنٍ اَتٰىهُمْۗ كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ وَعِنْدَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْاۗ كَذٰلِكَ يَطْبَعُ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ ۝٣٥

“Orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allaah tanpa alasan yang sampai kepada mereka, sangat besar kemurkaan bagi mereka di sisi Allaah dan di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah Allaah mengunci hati setiap orang yang sombong lagi sewenang-wenang”.
(QS. Ghaafir. Surah ke 40, ayat 35, halaman 471)

6. Hati Yang Kasar, yang tidak memiliki kasih sayang dan belas kasihan.
Allaah SWT Berfirman:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ.

“Berkat Rahmat Allaah, engkau bisa berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allaah. Sungguh, Allaah Mencintai orang orang yang bertawakal”.
(QS. Aali Imraan, surah ke 3, ayat 159, halaman 71).

7. Hati Yang Terkunci, Hati
yang tidak mau mendengarkan hidayah dan enggan merenungkannya.
Allaah SWT Berfirman:

اَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُ وَاَضَلَّهُ اللّٰهُ عَلٰى عِلْمٍ وَّخَتَمَ عَلٰى سَمْعِهٖ وَقَلْبِهٖ وَجَعَلَ عَلٰى بَصَرِهٖ غِشٰوَةًۗ فَمَنْ يَّهْدِيْهِ مِنْۢ بَعْدِ اللّٰهِۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ .

“Tahukah kamu, orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan dibiarkan sesat oleh Allaah dengan pengetahuan-Nya, Allaah telah Mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya, siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allaah membiarkannya sesat?
Apakah kamu wahai Manusia tidak mengambil pelajaran?”.
(QS. Al-Jaatsiyah, surah ke 45, ayat 23, halaman 501).

8. Hati Yang Keras,
Hati yang tidak dapat diluluhkan oleh keimanan, dan tidak pula terpengaruh oleh nasehat dan peringatan, sehingga
jauh dari mengingat Allaah.
Allaah SWT Berfirman:

فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِّيْثَاقَهُمْ لَعَنّٰهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوْبَهُمْ قٰسِيَةًۚ يُحَرِّفُوْنَ الْكَلِمَ عَنْ مَّوَاضِعِهٖۙ وَنَسُوْا حَظًّا مِّمَّا ذُكِّرُوْا بِهٖۚ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلٰى خَاۤىِٕنَةٍ مِّنْهُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْهُمْۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ ۝١٣

“karena mereka melanggar janjinya, Kami melaknat mereka dan Kami menjadikan hati mereka keras membatu.
Mereka suka mengubah firman-firman Allaah dari tempat-tempatnya dan mereka sengaja melupakan sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada mereka. Engkau (Nabi Muhammad) senantiasa akan melihat pengkhianatan dari mereka, kecuali sekelompok kecil di antara mereka yang tidak berkhianat. Maka, maafkanlah mereka dan biarkanlah. Sungguh, Allaah menyukai orang-orang yang Muhsin, orang yang selalu berbuat baik”.
(QS. Al-Maaidah, surah ke 5, ayat13, halaman 109)

9. Hati Yang Jauh dari kebenaran,
hati yang melenceng jauh dari cahaya kebenaran.
Allaah SWT Berfirman:

هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُخَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاۤءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاۤءَ تَأْوِيْلِهٖۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗٓ اِلَّا اللّٰهُ ۘوَالرَّاسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ
“Dialah yang menurunkan Kitab Suci Al-Qur’an kepadamu Muhammad. Di antaranya ada ayat-ayat yang Muhkamah, itulah pokok-pokok Kitab Al-Qur’an dan yang lain Mutasyabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, mereka mengikuti yang Mutasyabihaat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allaah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, “Kami beriman kepada Al-Qur’an, semuanya dari sisi Allaah Tuhan kami.”
Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal”.
(QS. Aali Imraan, surah ke 3, ayat 7, halaman 50)

10. Hati Yang Selalu Ragu,
hati yang selalu diombang ambingkan oleh keraguan.
Allaah SWT Berfirman:

اِنَّمَا يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَارْتَابَتْ قُلُوْبُهُمْ فَهُمْ فِيْ رَيْبِهِمْ يَتَرَدَّدُوْنَ .

“Sungguh, yang meminta izin kepadamu Nabi Muhammad untuk tidak berjihad hanyalah orang-orang yang tidak beriman pada Allaah dan Akhirat, dan hati mereka ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguan”.
(QS. At-Taubah, surah ke 9, ayat 45, halaman 194)

Penutup:
Mari kita berdoa dengan Doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah SAW ini:
“Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu”
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).

Abdul Hamid Husain, Alumnus Ummul Qura University, Makkah & King Abdulaziz University, Jeddah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here