Radikalisme, Demokrasi, dan Kemiskinan

0
636
- Advertisement -

Catatan Prof. Dr. Lili Romli, M.Si.

Saya mengenal saudara Ruslan Ismail Mage sekitar tahun 2003 ketika mengajarnya di Program Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia. Kemudian berlanjut bertemu lagi di  Program Doktor Ilmu Politik Universitas Nasional Jakarta. Saudara Ruslan adalah salah seorang akademisi yang produktif menulis buku. Baginya menulis tiga buku setiap tahun sudah biasa. Akademisi ilmu politik ini memilih jalan pena untuk menyuarakan dan mengawal perjalanan demokrasi bangsa. Baginya diam sebagai akademisi adalah pengkhianatan intelektual. Itulah yang membuatnya terus bersuara lewat tulisan- tulisannya yang menggelitik dan tidak jarang mencubit sistem kehidupan berbangsa dan bernegara.
 
Buku yang berjudul “Radikalisme, demokrasi, dan kemiskinan : merenung kebijakan merenda kesejahteraan,” adalah proses perenungannya terhadap berbagai kebijakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Inilah bukti konsistensinya mengawal perjalanan kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya bangsa. Beragam tema dikupas, dilengkapi dengan beberapa teori sebagai pisau analisisnya untuk membedah dan mengungkap fenomena.
 
Paling tidak ada tiga hal yang menarik dalam buku ini. Pertama, materi yang diangkat sangat beragam dan dilengkapi dengan kajian teori-teori keilmuan untuk memperkuat narasi di dalamnya. Kedua, semua materi sudah diperdebatkan dan dikritisi dalam diskusi mata kuliah di Program Doktor Ilmu Politik. Ketiga, ada keberanian penulis menganalisis kondisi bangsa dengan data-data yang dimiliki dan membatahnya jika tidak sesuai dengan kajian akademis.
 
Ada hal yang menarik dari gagasan penulis buku ini, yang berbeda dengan pandangan umum, terutama sarjana-sarjana Barat, mengenai gerakan radikalisme. Sang penulis mencoba membantah, bahwa radikalisme tidak ada hubungannya dengan agama apa pun, khususnya agama Islam yang sering diseret masuk ke dalamnya. Buku ini mempertegas bahwa satu-satunya pemicu atau pemantik utama bara radikalisme dalam suatu bangsa adalah ketidakadilan hukum dan ekonomi. Oleh karena itu, untuk menghilangkan gerakan radikalisme yang bisa menjadi benih subur lahirnya terorisme, perlu diciptakan pola pendistribusian keadilan hukum dan ekonomi yang merata kepada seluruh warga bangsa.
 
Masih banyak gagasan menarik dalam buku ini, seperti meredupnya gerakan mahasiswa yang bisa menjadi warning bagi kehidupan demokrasi. Bagaimana kehidupan pers yang semakin terenggut dari akar etika jurnalistik yang seharusnya mengedepankan independensi, kejujuran, kebenaran, dan keadilan dalam pemberitaan. Lebih detailnya silahkan membaca buku ini.
 
Akhirnya, selamat kepada Saudara Ruslan atas terbitnya buku ini. Teruslah mempertahankan konsistensi sebagai akademisi yang produktif menulis buku. Saya yakin banyak pembaca yang selalu menunggu karya-karya buku terbarunya. Jalan pena yang telah ditempuh untuk merenungi kebijakan akan merenda kesejahteraan bagi seluruh  rakyat  Indonesia.
 
Jakarta, 20 Mei 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here