Terapi Nyamuk Melahirkan Penulis Handal

0
612
- Advertisement -

Kolom Dr. Tammasse Balla, M.Hum

Menulis satu buku dalam setahun itu tidak semudah membalik telapak tangan. Apatah lagi menulis tiga sampqi lima buku secara konsisten dalam setahun. Bagi orang awam, pekerjaan menulis adalah perkara sulit. Lain halnya dengan saudaraku Ruslan Ismail Mage (RIM). Dunia literasi sudah menjadi bagian hidupnya. Menulis adalah jiwanya, menghasilkan karya buku adalah nalurinya.

Akademisi ilmu politik, inspirator, motivator, penulis kawakan, penyetrum semangat, raja mimbar, mata pena dari Timur, dan sederet predikat lainnya sudah melabeli namanya. Deretan predikat itu membuat kita tercengang. Mengapa kita tercengang? Ia berasal dari lingkungan pebisnis. Kakek dan ayahnya pebisnis kelas kakap pada masanya. Biasanya anak yang lahir dari lingkungan “keuangan mentereng”, acuh tak acuh bersekolah. Namun, RIM mengubah mitos itu bahwa anak pedagang juga mampu menjadi ilmuwan sejati dan penulis handal.

Di balik cerita suksesnya, ada pula cerita “unik” tentangnya yang patut diangkat ke permukaan. Banyak orang tidak tahu siapa Ruslan muda sebenarnya. Saya banyak tahu dia karena di samping keluarga dekat, ia teman sepermainan di kampung Cabenge dan Pacongkang ketika kami masih balita.

Terus terang, untuk mengungkap masa kecil RIM butuh waktu. Berbagai bujuk rayu saya lontarkan akhirnya saya diberi lisensi menulis dan mempublikasikan ke umum. Dengan pertimbangan bahwa setidaknya kondisi RIM muda bisa menginspirasi kaum muda lain untuk menjadi orang hebat.

- Advertisement -

Karya-karya RIM sudah banyak di tangan pembaca. Namun, perjalanan panjangnya masih sedikit bahkan mungkin tidak ada yang tahu. Ia dilahirkan sebagai anak tunggal. Kasih sayang berlimpah di sekeliling keluarganya. Anak yang digadang-gadang sebagai pelanjut bisnis keluarga. Rupanya, si anak tunggal ini punya sedikit “kelainan”. Hingga ia menginjak kelas lima SD, Ruslan muda masih terbata-bata menulis dan membaca. Padahal, teman sekelasnya sudah berselancar membaca buku-buku teks. Berbagai upaya dilakukan, namun ia tetap belum bisa lancar membaca. Sepertinya, ia memiliki kelainan Disleksia (tidak mampu membaca dan menulis, tapi cerdas pada mata pelajaran lain).

Ruslan pun dituding cuek menerima pelajaran. Padahal, dalam bidang lain ia tergolong anak cerdas. Kendala utamanya, ia kesulitan membaca dan menulis. Ayahnya kehabisan akal. Pada suatu waktu, ia “menghukum” anak kesayangannya itu dalam kamar seminggu karena nilai pelajaran bahasa Indonesia dapat angka merah. Jika mau tidur malam, ia “ditelanjangi”, tidak diizinkan memakai sehelai kain di badannya. “Ellang (panggilan sayang orangtuanya), kamu baru bisa memakai selimut atau sarung jika sudah pandai membaca dan menulis”, kata ayahnya setengah membentak”. Kita bisa membayangkan bagaimana si nyamuk gentayangan menggerogoti tubuh kecilnya. Di antara gigitan nyamuk itulah, Ruslan muda berupaya keras mengeja huruf-huruf. Lambat-laun ia sudah bisa mengeja secara terbata-bata akhirnya ia bisa membaca. Karena tidak tahan atas gigitan nyamuk itu, ia pontang-panting belajar membaca dan menulis.

Rupanya, “Terapi Nyamuk” yang didapatnya bisa mengantar Ruslan muda menjadi lancar membaca. Siapa sangka bahwa Ruslan muda yang dulu lambat membaca dan menulis kini telah menjadi salah seorang penulis produktif negeri ini. Di tangannya, minimal 3 buah buku lahir dalam setahun. Sejak pandemi ini saja sudah tujuh buku ditulisnya, dan akan menutup tahun 2021 ini dengaj 10 buku. Buku-buku itu lahir dari otak dan tangan terampilnya memainkan keyboard laptopnya. Kreativitasnya itu sudah dilakoni lebih 10 tahun. Pantaslah jika hingga hari ini, sudah puluhan buku lahir dari tangan dinginnya.

Terapi nyamuk yang diterimanya, segera menyembuhkan kelainan “Disleksia” yang disandangnya. Begitulah RIM dan Agatha Christy penyandang disleksia menggetarkan dunia melalui literasi. Saya lalu teringat topik itu yang mengantarkan saya meraih gelar “Maha Terpelajar”.

Penulis : Akademisi Senior Universitas Hasanuddin, dan Owner IMC (Inggit Medical Centre) Makassar

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here