Hikmah Abdul Hamid Husain
Adzan wajib dikumandangkan tepat waktu, minimal 5 kali sehari semalam, dan harus pula disimak dan dijawab kalimat perkalimat.
Langit tidak runtuh, dan Bumi tetap terhampar, dan Laut tidak mengering, karena berkat Adzan yang selalu berkumandang saling bersahut sahutan selama 24 jam dari suatu daerah ke daerah lain, dari suatu pulau ke pulau lain dan dari benua ke benua yang lain sesuai perbedaan waktunya.
Misalkan setelah Adzan selesai di kumandangkan di Jakarta, maka langsung disahut oleh Adzan lagi di daerah lain yang berbeda waktunya.
Demikian pula Adzan di Pulau Jawa berbeda waktu dengan waktu di Pulau Sumatera, Pulau Sulawesi dan Pulau Kalimantan. Hal sama juga waktu Adzan antar benua, saling berbeda.
Dengan perbedaan waktu ini, maka selama 24 jam Adzan selalu berkumandang dan dengan Adzan inilah Allaah SWT menjaga Bumi, Langit dan Lautan.
Jika Adzan dikumandangkan, maka tinggalkanlah semua kegiatan ;
Allaah SWT Berfirman;
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikumandangkan Adzan sebagai panggilan untuk melaksanakan Shalat di hari Jum‘at, maka segeralah mengingat Allaah dengan Shalat, dan tinggalkanlah semua kegiatan termasuk kegiatan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
(QS Aljumua’ah, surah ke 62, ayat 9, halaman 554).
Catatan
1. Sebagai Ummat Muslim kita merasakan keni’matan yang sangat besar hidup di Indonesia. Negeri yang selalu terdengar suara Adzan di seluruh negeri ini.
Karena hampir setiap kampung mempunyai Masjid, dan setiap Masjid mengumandangkan Adzan sebagai panggilan Shalat, suasana seperti ini jarang kita dapati di kebanyakan negeri-negeri lain di Dunia ini.
Semoga ini menjadi pertanda bahwa negeri kita semakin diberkati oleh Allaah SWT.
2. Ketika Adzan dikumandang kan maka Islam mengajarkan kepada kita untuk menjawab panggilan itu, sebagaimana Hadits Rasuulullaah yang diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari dan Imam Muslim yang artinya: “Jika kalian mendengar seruan Adzan maka ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh Muadzin”.
(Hadits Sahih).
3. Fadilah dan Keistimewaan Adzan:
3.1. Adzan Mengusir Setan;
Setan adalah musuh nyata Manusia. Setan getol membisikkan keburukan ke dalam otak Manusia, ingin menyesatkan dari jalan yang lurus dan menggelincirkan ke api Neraka.
Salah satu pengusir setan adalah dengan Adzan. Sebagaimana Hadits Rasuulullaah SAW yang diriwayatkan oleh Al Imam Bukhari yang artinya:
“Apabila dikumandangkan Adzan untuk Shalat, maka setan lari hingga mengeIuarkan kentut sampai dia tidak mendengar lagi suara Adzan. Apabila Adzan telah selesai, setan muncul kembali. Sampai ketika Iqamat sudah selesai, dia muncul kembali untuk dapat memasukkan bisikan ke seseorang dan berkata: Ingatlah ini dan itu, yakni hal hal yang sebelumnya tidak di ingatnya sampai-sampai orang itu tidak tahu lagi berapa jumlah rakaat Shalatnya.”
(Hadits Sahih).
3.2. Adzan Akan Menjadi Saksi Kebaikan;
Rasuulullaah SAW bersabda yang artinya:
“Tidaklah suara Adzan yang keras dari yang mengumandangkan Adzan didengar oleh jin, manusia, segala sesuatu yang mendegarnya melainkan itu semua akan menjadi saksi pada Hari Kiamat.”
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam
Al Bukhari)
3.3. Mendapatkan Pertolongan;
Orang yang khusyu mendengarkan Adzan sampai selesai kemudian membaca do’a (doa setelah Adzan) akan mendapatkan syafaat pertolongan Allaah di Hari Kiamat.
Rasuulullaah SAW bersabda yang artinya:
“Siapa yang berdoa setelah mendengar Adzan: Yaa Allaah, Tuhan Pemilik seruan yang sempurna ini, dan Pemilik Shalat yang akan didirikan ini, berikanlah wasilah dan keutamaan kepada Muhammad. Bangkitkanlah ia pada kedudukan yang terpuji sebagaimana Engkau telah janjikan. Maka berhak mendapatkan syafaat di Hari Kiamat”.
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam
Al Bukhari)
3 4. Masuk Surga;
Orang yang Mendengarkan Adzan Dan Menjawabnya dari Hati Terdalam Akan Allaah Masukkan Ke Dalam Surga.
Rasuulullaah SAW bersabda yang artinya:
“Ketika Muadzin mengumandangkan: Allaahu Akbar.. Allaahu Akbar Lalu kalian menjawab: Allaahu Akbar.. Allaahu Akbar, kemudian Muadzin mengumandangkan, Asyhadu anlaa ilaaha illallaah, lalu kalian menjawab, Asyhadu anlaa ilaaha illallaah. kemudian Muadzin mengumandangkan, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaah, lalu kalian menjawab, Muhammad Rasuulullaah. Kemudian Muadzin mengumandangkan Hayya ‘alashalaah, kalian menjawab Laa haula walaa quwwata illaa billaah.
Kemudian Muadzin mengumandangkan Hayya ‘alal falaah, kalian menjawab laa haula walaa quwwata illaa billaah.
Kemudian Muadzin mengumandangkan Allaahu Akbar Allaahu Akbar,
kalian menjawab:
Allaahu Akbar Allaahu Akbar. Kemudian Muadzin mengumandangkan Laa ilaaha illallaah, lalu kalian menjawab Laa ilaaha illallaah. (siapa yang mengucapkan itu ) dari dalam hatinya maka akan masuk Surga.
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam Muslim)
4. Terkutuklah di sisi Allaah orang orang yang melarang Adzan dikumandang dan melarang pula disiarkan.
Terpujilah mereka di sisi Allaah yang ikhlas mengumandangkan dan menyiarkan Adzan.
5. Hafalkan dan amalkan Doa Memohon kebahagiaan dan sejahtera yang langgeng dan bertambah tambah:
اللهم اجعلنا ممن حمدك فزدته
وشكرك فاكرمته ودعاك فأجبته
الحمد لله دائما وأبدا
“Allaahummaj’alnaa mimman hamidaka fazidetahuu,
wa syakaraka fa akramtahuu,
wa da’aaka fa ajabetahuu,
Alhamdulillaahi daaiman wa abadan”
(Yaa Allaah Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang selalu memuja dan memujiMu lalu Engkau tambahkan kebaikan kami.
Orang yang selalu besyukur lalu Engkau Muliakan kami.
Orang yang berdoa, lalu Engkau kabulkan.
Sungguh, segala puja dan puji hanya kepada Mu kekal dan abadi”.
Penutup:
Mari kita berdoa dengan Doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah SAW ini:
“Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu”
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).
Abdul Hamid Husain Alumnus Ummul Qura University, Makkah & King Abdulaziz University, Jeddah.