Buku Politik Kebhinekaan : Karya Orisinil Ruslan Ismail Mage

0
441
- Advertisement -

PINISI.co.id- Sebagai akademisi ia tidak masuk intelektual pasif yang gemar copypasta konsep orang lain. Sebagai orang terdidik tidak terlena apalagi tergantung dengan pemikiran koleganya. Sebagai intelektual ia terus bergerak mematuhi pesan Bung Hatta, “Intelektual itu terus bergerak tidak boleh diam”. Sebagai pemikir ia terus memproduksi gagasan baru yang bisa dipertanggung jawabkan secara akademik. Sebagai penulis buku produktif ia terbiasa memperkenalkan konsep atau gagasan baru sebagai ciri khas karya-karyanya. Sebagai aktivis literasi menulis ia mendirikan komunitas menulis Bengkel Narasi dan Pena Anak Indonesia. Sebagai orang berpengetahuan ia selalu menitipkan hatinya di bumi sebelum terbang melintasi kota menginspirasi ribuan anak negeri.

Itulah sosok akademisi ilmu politik Ruslan Ismail Mage yang tidak pernah berhenti melahirkan karya-karya buku untuk peradaban bangsanya. Dalam berkarya founder Sipil Institute ini memakai konsep yang mengatakan, “Di Hollywood sana sangat sedikit dollar bisa dihasilkan dengan menuan anggur merah ke dalam botol lama, tetapi berjuta dollar bisa dihasilkan dengan menuan anggur merah ke dalam botol baru”.

Konsep ini bagi Ruslan mengajarkan dua hal. Pertama, sekarang tidak ada lagi ilmu murni sebagaimana era para filosof ribuan tahun lalu. Semua gagasan atau pemikiran terinspirasi dari pemikiran orang lain sebelumnya. Semua teori yang lahir terinspirasi dari teori orang lain terdahulu. Begitulah semua karya-karya buku yang lahir terinspirasi dari buku orang lain sebelumnya. Kedua, jangan pernah berhenti menggali data-data lama, lalu baca, analisa, dan kritisi untuk kemudian dijadikan bahan inspirasi melahirkan karya-karya baru dengan mematuhi etika keilmuan. Jangan sama sekali melakukan pelacuran intelektual dengan menjiplak atau copypasta karya orang lain.

Dua pesan itulah menjadi pegangan Ruslan dalam melahirkan karya-karya bukunya. Sebelumnya beberapa karya buku orisilnya seperti Industri Politik, Investasi Politik, Berpolitik Biaya Murah, Pers Madu Racun Demokrasi, sudah menghiasi ruang publik. Awal Februari 2025 Ruslan kembali rilis karya orisinilnya dari hasil pengembaraan literaturnya berjudul, “Politik Kebhinekaan Membangun Bangsa”. Dikatakan karya orisinil, karena dalam pustaka Indonesia belum ada buku sejenis sebelumnya yang mengupas politik Kebhinekaan dalam membangun bangsa.

Dikatakan karya ini hasil dari pengembaraan literaturnya, karena buku ini terinspirasi dari konsep, “Politik Multikultural” negara Eropa Barat. Dalam kajian literaturnya satu dasawarsa terakhir, Ruslan melihat bagaimana dahsyatnya Politik Multikultural Eropa Barat membangun bangsanya. Beragam elemen budaya disatukan menjadi kekuatan dalam membangun bangsa. Hasilnya dari segi ekonomi dan teknologi Eropa Barat menguasai dunia.

- Advertisement -

Keberhasilan Politik Multikultural menyatukan beragam elemen budaya dalam membangun bangsa Eropa Barat membuat Ruslan sebagai akademisi ilmu politik Universitas Ekasakti terus menggali data-data dan menemukan fakta bahwa sesungguhnya Indonesia memiliki sesuatu yang jauh lebih dahsyat dari pada Politik Multikultural Eropa Barat, yaitu Politik Kebhinekaan”. Bukan hanya menyatukan elemen budaya, tetapi menyatukan beragam perbedaan, mulai dari budaya, bahasa daerah, suku, pulau, agama, dan perbedaan lainnya sebagai keunikan bangsa Indonesia. Inilah buku legasi akademik Ruslan Ismail Mage.

Menurut sang penulis, dalam suasana negeri yang terlanjur terpolarisasi dan mengancam kebhinekaan bangsa, menemukan dan memperkenalkan buku Politik Kebhinekaan Membangun Bangsa, laksana menemukan permata intan berlian di perut bumi Nusantara. Bisa dipoles memperindah kecantikan kebhinekaan bangsa. Semoga para pengambil kebijakan negeri bisa membaca buku ini sebagai salah satu konsep, “Resolusi Konflik”. (Devi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here