PINISI.co.id– H. Syarifudin Bustamin — lebih akrab disapa Haji Bustamin telah meninggalkan kita selamanya pada Selasa, 27 Desember 2021 kemarin. Almarhum berpulang ke haribaan Allah dalam usia sekitar 80 tahun karena sakit.
H. Bustamin adalah pegiat KKSS yang tergolong aktif, bahkan sejak periode pertama organisasi paguyuban ini didirikan pada 1976. Lebih dari sekadar aktif, H. Bustamin senantiasa menjadi pewarna organisasi. Ia ada di mana-mana sehingga filosofi organisasi yang mendasarkan silaturahim dan sosial budaya sebagai pijakannya dilakoni H. Bustamin tanpa banyak pretensi. Itulah sebabnya di setiap masa kepengurusan beliau selalu hadir. Sosoknya yang periang dan easy going memudahkan ia diterima di mana-mana.
Humor-humor dan celetukannya kerap ditunggu-tunggu pengurus lainnya. Bukan saja di KKSS tapi juga di pilar Pangkep sebagai ketua, Bone, Kadin, Pelayaran Rakyat atau KKSS Jakarta Utara. Terakhir almarhum adalah pengurus di Departemen Rohani BPP KKSS. Di KKSS DKI ia adalah penasehat dan sempat jadi pengurus LKKS pimpinan Andi Baso Amier.
Bersama almarhum Achmad Tahir Ratu dan Jaya Lupu, H. Bustamin sukses membawa KKSS Jakarta Utara menjadi ikon KKSS di Ibu Kota. Ia menjadi salah satu motor penggeraknya, meski usianya merambat jauh, almarhum tetap energik tanpa pernah kehilangan semangat.
Almarhum dikenak supel dan luwes dalam pergaulan lintas generasi, dan karena itu ia melenggang dalam pelbagai kalangan. Dapat disimpulkan H. Bustamin tersisa sebagai tokoh senior KKSS dari Jakarta Utara yang paling aktif dalam satu dekade terakhir. Sebelumnya ada Andi Hasan, H. Rahim, hingga Andi Harun Alrasyid. Mereka juga adalah sesepuh di BPP KKSS.
Tak ayal, almarhum meninggalkan contoh bagaimana seseorang menjadi pengurus KKSS semata-mata karena mencintai, bukan karena vested interest dan mengabdi dalam waktu yang panjang hingga menutup mata. Ini untuk membedakan pengurus yang datang dan pergi, dan tak banyak memiliki energi untuk membagi waktu. H. Bustamin kebalikan dari itu, dan nyaris kita tidak pernah melihat ia memendam kekecewaan. Selalu tampak sumringah kendati dalam kondisi sakit sekalipun.
Tak heran, apapun tugas yang diberikan padanya, ia jalani dengan tulus, baik dalam hajatan KKSS yang berskala besar maupun kecil dan ada kalanya jadi penggembira pun ia selalu kelihatan ceria.
Dikenal sebagai saudagar, almarhum masih menggeluti usaha perkayuan di kawasan Kali Baru, Jakarta Utara. Sebagai seorang ayah dua anak, dan kakek tujuh cucu, H. Bustamin senantiasa menjadi penghibur dan sandaran bagi keluarga besarnya. Masa-masa terakhir hidupnya, almarhum tetap antusias mengikuti dan memantau kegiatan sejumlah organisasi yang diikutinya, khususnya KKSS.
Semoga Allah memuliakan tempatnya dan melempangkan jalannya menuju surga-Nya. (Alif)