Menggali SDM dan Memampukan Kepemimpinan KKSS

0
154
- Advertisement -

Kolom Syahrir Andi Mangga 

Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) di setiap tingkatan sangat membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni. SDM adalah unsur pertama dan utama dalam setiap aktivitas organisasi. Ia berperan aktif dan dominan dalam perencanaan, pelaksanaan, hingga terwujudnya fungsi dan tujuan organisasi.

SDM bukan hanya sekadar jumlah anggota, tetapi mencakup kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik tiap individu. Melalui SDM-lah sebuah organisasi dapat menghasilkan “produk” yang nyata maupun tidak berwujud, yang berguna untuk memenuhi kebutuhan organisasi dan masyarakat.

Dengan kata lain, pengelolaan organisasi pada hakikatnya adalah pengelolaan SDM. Karena itu, pengembangan SDM merupakan investasi Human Capital yang sejajar dengan investasi modal fisik. Hal ini menuntut KKSS untuk melakukan pengamatan lingkungan, mengenali kekuatan dan kelemahan internal, serta menganalisis peluang dan ancaman eksternal.

Karena SDM adalah aset utama organisasi, maka ia harus dipelihara, dikembangkan, dan diberdayakan secara optimal agar menjadi penggerak utama organisasi.

Kategorisasi Generasi dalam KKSS

Berdasarkan umur dan pengalaman, SDM di KKSS dapat dibagi menjadi dua kelompok utama, adakah senior yang merupakan generasi yang secara alami telah mengalami penurunan dari sisi fisik sehingga tidak lagi maksimal menjalankan tugas lapangan. Namun, mereka tetap berperan penting sebagai penjaga nilai, penasihat, dan pemberi kearifan.

Selanjutnya generasi muda yang memiliki idealisme, energi, pendidikan tinggi, dan pandangan jauh ke depan. Mereka adalah “The Raising Generation” sekaligus “The New Leadership” yang diharapkan menjadi motor perubahan, dengan semangat longlife learning serta revitalisasi dan reformulasi organisasi.

Seperti kata Tan Malaka, “Idealisme adalah satu-satunya yang dimiliki pemuda.” Oleh karena itu, generasi muda harus diberi ruang untuk mengembangkan bakat, keterampilan, dan kepemimpinan.

Keberhasilan organisasi hanya dapat dicapai jika memiliki kepemimpinan yang kuat dan manajemen yang benar. Pemimpin yang baik bukan hanya mengarahkan organisasi, tetapi juga memberi energi, harapan, serta visi ke depan.

Ada dua peran utama dalam organisasi yaitu kepemimpinan “Doing the right thing.” yang berkaitan dengan visi, arah, dan pembaruan.

Adapun manajemen  “Doing things right.”, berkaitan dengan pelaksanaan misi, sistem, dan efektivitas.

Keduanya saling melengkapi, sehingga komunikasi, koordinasi, dan pembagian tugas menjadi sangat penting.

Kepemimpinan KKSS di Era Baru

Andi Amran Sulaiman, yang terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum BPP KKSS 2025–2030, memperoleh modal kepercayaan dari warga KKSS. Sebagai eksekutif utama dan pengambil keputusan tertinggi, ia dituntut untuk menjaga silaturahmi, persatuan, dan kesatuan, memilih pengurus yang kompeten dan berintegritas, membangun kolaborasi, serta menanamkan optimisme bagi kemajuan KKSS dan bangsa Indonesia.

Dalam kepemimpinannya, nilai budaya Bugis-Makassar seperti Sipakainge, Sipakatau, Sipakalebbi, dan Sipakatuo harus tetap dijunjung tinggi sebagai dasar pengambilan keputusan, tanpa menimbulkan dikotomi antara jabatan struktural dan fungsional.

Perbedaan pandangan dan dinamika internal adalah hal yang wajar dalam perjalanan organisasi. Keberhasilan dan kegagalan harus dipandang sebagai pengalaman berharga untuk memperkuat langkah ke depan.

Di era digital ini, KKSS harus berani melakukan perubahan pola pikir, revitalisasi strategi, dan membangun dialog kreatif yang objektif dan inovatif.

Organisasi ini akan berhasil jika mampu menjaga integritas, kebersamaan, dan identitas budaya. Seperti filosofi Bugis, “Utettongi ri-ade’e najaga siriku” — taat pada adat untuk menjaga harga diri.

Kita harus belajar dari masa lalu, memperbaiki diri di masa kini, dan menatap masa depan dengan optimisme. Nilai budaya Siri’ dan Pacce serta gerakan moral Sipakainge, Sipakalebbi, Sipakatau, dan Taro Ada Taro Gau harus tetap menjadi landasan perjuangan, agar KKSS tidak sekadar organisasi kekerabatan, melainkan juga gerakan budaya dan intelektual yang memberi kontribusi nyata bagi bangsa.

Penulis, warga KKSS Kota Bandung 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here