Peradaban dan Kearifan Etnis Nusantara adalah Sukma Kekuatan Bangsa

0
527
- Advertisement -

Kolom Fiam Mustamin

JUDUL itu mestinya menjadi referensi landasan dalam membangun dan mengelola bangsa yang majemuk multietnik ini.

Apa perlunya mempersoalkan hal ini, bukan domainnya sebagai aparat pemerintahan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

Sebagai rakyat yang merasa memiliki tanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Nilai peradaban/kearifan yang telah terwarisi ribuan tahun itu adalah suatu aset kekuatan penopang tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

- Advertisement -

Bumi nusantara Indonesia terdiri dari tujuh kepulaun besar yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara dari 17. O00 kepulauan.

Terdapat 300 kelompok etnis dari ragam budaya adat istiadat dan bahasanya. Pada saat ini populasinya mencapai 270 juta jiwa
Dipadatkan menjadi 25 etnis besar.

Ke 25 etnis/suku bangsa ini, penting menjadi referensi pustaka bacaan untuk menopang kukuhnya bangunan Negara Bangsa Indonesia. Bukan hanya menjadi narasi ucapan retorika dalam sambutan dihadapan publik.

Tapi menjadi sebuah teks yang terwujud dalam membangun bangsa yang maju sejahtera dan bermartabat/berkepribadian.

Ikatan Kesatuan Persaudaraan Dalam Keberagaman

SEBAGAI bentuk simbol peradaban dan kearifan daerah yang mempersatukan/ hablun minan nas … dapat dilihat ekspresi budaya dan kesenian tiap daerah kepulauan sebagai berikut:

Tarian Zaman di Aceh, Tortor dan selendang Ulos di Tapanuli, tari Serampangan Duabelas di Riau, kepanutan Nan Tigo Sajarangan Ninik Mama, Cerdik Pandai dan Ullama di Minangkabau Sumatera.

Senjata Kujang sebagai lambang daerah Pasundan Jawa Barat, filosofi penghayatan budaya rumangsa melu andharbeni/ rasa memiliki, wajib melu anggondheli/ penuh tanggung jawab, mula sarira angrasa wani/ berani dan mawas diri dari Jawa.

Nelson, aktivis IL9 asal Alor Nusa Tenggara, menjelaskan bahwa di daerahnya telah terjalin akulturasi budaya antara Kristiani dan Muslim sejak lama, mereka hidup rukun dalam satu keluarga dari ragam agama dan suku.

Ekspresi itu ditemui pada tarian melingkar berdansa disebut Lego lego.

Nama ini dikenal sebagai teras rumah kayu Bugis, tempat kumpul santai keluarga sembari bercerita tentang rencana-rencana keluarga yang akan datang.

Demikian halnya dengan Ruslan, Ketua DPD IL9 Maluku menguraikan filosofi dari budaya Pela Gandong.

Sebuah narasi budaya yang berkekuatan penyatuan keberagaman yang saling menghormati, memuliakan dan bekerjasama dalam satu Gandong untuk kebajikan.

Pela Gandong adalah sebuah ikrar permufakatan antarkaum/ kampung menjadi saudara sekandung, Kita Orang Bersudara, satu Gandong, Maluku manise tanah Pusaka, begitu syair lagu yang sering dinyanyikan.

Hal yang sama hidup di setiap komunitas di seluruh wilayah Nusantara ini seperi di Manado, Gorontalo, Kaili Sulteng, Buton Sultra

Mandar, Toraja dan Bugis Makassar dengan budaya Si Pacceraki/ satu darah dan Si Pesseang/ satu rasa dalam kehidupan.

Kemudian ada swastika simbol suci panduan kehidupan masyarakat Hindu Bali.

Dewa Rai Budiase, budayawan dan Ketua DPD Institut Lembang Sembilan Bali menguraikan filosofi kehidupan masyarakat Hindu Bali dengan konsep kosmologi Tri Hita Karana.

Yaitu keyakinan untuk mencapai keparipurnaan kehidupan dengan terjalinnya hubungan dengan Sang Hyang Dewa pencipta, sesama Nanusia dan Alam smesta.

Tak kurang dari itu telah lahir peradaban klasik epos I la Galigo di Kawasan Timur dan epos Mahabrata di Jawa.

Semua itu telah menjadi warisan sastra/ peradaban dunia, UNESCO Perserikatan Bangsa Bangsa.

Mengapa tidak menjadi warisan kebanggaan sebagai bangsa yang berperadaban.

Ciliwung Legolego 28 Juni 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here