Kolom Fiam Mustamin
PEREMPUAN Bugis dari tanah Bone ini dengan kiprahnya di bidang keilmuan dan pendidikan serta gerakan-gerakan sosialnya dalam pembelaan hak-hak asasi dan kesetaraan gender mengingatkan saya kepada seorang sosok pejuang perempuan bangsawan Besse Kajuara dari Bone yang tampil memimpin pemberontakan perlawanan terhadap kolonial Belanda.
Rasa bersyukur sekian lama baru tersambung kembali silaturahmi ini di kediamannya Matraman Dalam. Bangga dan berterima kasih mendapatkan sejumlah buku tulisan pemikirannya yang monumental.
Karya-karya tulisnya itu saya dapatkam 10 judul pilihan dari sekian buku bukunya yang sudah diterbitkan antara lain; Ensiklopedia Muslim Reformasi, Indahnya Islam Menyuarakan Keseteraan dan Keadilan Gender, Poligami Budaya Bisu Merendahkan Martabat Perempuan, Keadilan Kesetaraan Gender Prespektif Islam, Membangun Keluarga Humanis, Islam And Violence Again Women, Islam Hak Asasi Manusia dan lain.lain.
Buku-buku itu akan menjadi koleksi referensi Pustaka Baca di sejumlah media pers yang sedang dirintis di beberapa daerah dengan visi Pers Yang Bersinegi dan Bermaslahat Untuk Bangsa.
Antara lain dimulai dari Gurindam Kepri ke Aceh, Padang, Menpawa Kalbar, Samarinda, Palu, Mandar, Lombok, Kupang, Ternate dan Papua dengan menggunakan nama media yang beridentitas semangat peradaban dan kesejarahan di suatu daerah.
Saya seperti kesurupan ingin segera membaca semua buku dari 10 topik itu, lalu saya memutusksn memulai membaca buku yang paling tebal
Ensiklopedia Muslimah Reformis, Pokok-pokok Pemikiran untuk Interpretasi dan Aksi.
Buku setebal itu terdiri dari 17 bab topik utama dalam 846 halaman dan 131 refrensi pustaka bacanya, sungguh luar biasa.
Pertama saya baca teks di kulit belakang, mengenal penulis, ucapan terimakasih, kata pengantar penulisnya, daftar isinya dan bab satu. Buku ini serta merta penuh dengan garis-garis yang menjadi penekanan perhatian saya.
Saya perlu menyampaikan coretan saya antaranya: … bahwa karya-karyanya dikenal sangat vokal/kritis menyuarakan nilai-nilai kemanusian berupa keadilan, demokrasi, pluralisme dan kesetaraan gender.
Di kata pengantar penulis, saya menggarisi karekteristik utama Muslimah Reformis yang terlihat dari penghayatan dan pengamalan seseorang terhadap makna tauhid.
Dengan Tauhidlah yang mengajarkan hanya kepada Allah swt Tuhan Yang Maha Esa yang patut disembah. Selain Dia, semua hanyalah makhluk.
Dangan penghayatan dan pengamalan Tauhid membuat seseorang berjiwa merdeka dan otonom bebas dari semua belenggu dan semua bentuk penghambaan terhadap sesama manusia atau sesama makhluk.
Dari sinilah munculnya kemandirian dan independensi itu.
Muslimah Refomasi menghayati dan mengamalkan visi penciptaan manusia sebagai khalifah Fil Ardh dan Rahmatan Lilalamin untuk mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan di muka bumi.
Prinsip-prinsip itulah yang menjadi ruh/jiwa atau inner dinamic penulisnya.
Kemudian dari bacaan bab satu dengan judul Pendidikan Untuk Memanusiakan Manusia, saya terdorong untuk mengorder tulisan dengan tema: Pendidikan dan Pembangunan SDM yang Berperadaban Serta Berwawasan Multikultural.
Musdah Mulia adalah perempuan pertama peraih gelar doktor dalam bidang Pemikiran Politik Islam di IAIN/UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada 1997 dengan disertasi Negara Islam Pemikiran Hussein Haikal. Ia juga perempuan pertama yang dikukuhkan sebagai Professor Riset bidang Lektur Keagamaan di Depag dari LIPI tahun 1999 dengan pidato pengukuhan Potret Perempuan Dalam Lektur Agama.