Sibukkan Beribadah di Usia Lanjut

0
348
- Advertisement -

Hikmah Abdul Hamid Husain

Era silih berganti, dahulu super sibuk, kini purnabakti, dahulu anak-anak yang diantar ke sekolah, kini anak anak yang mengantar orangtuanya yang bertongkat atau berkursi roda ke mana mana.

Sejalan dengan perputaran waktu, seiring dengan bertambahnya usia, semua berubah.

Dahulu, rumah yang kita bangun meski sudah besar, tetap saja terasa kecil, kurang luas, maka terus berusaha memperluasnya, agar bisa menampung banyak anak.

Kini eranya berubah, menjadi era nafsi nafsi, sendiri-sendiri, masing- masing.
Anak yang dulu membersamai kita, kini mereka tinggal bertebaran mengurus rumah tangga mereka masing-masing.

Ada yang di dalam negeri namun berlainan kota, ada pula yang di luar negeri karena menikah dengan orang asing. Membuat anak jarang membersamai orangtua, bahkan banyak yang saat orangtua wafat, anak tidak membersamai ayah atau ibunya, setelah pemakaman, baru anak nongol beberapa hari lalu pergi lagi.

- Advertisement -

1. Kini, setelah usia lanjut, keinginan dan tenaga untuk pergi keluar sudah sangat berkurang, rumah yang tidak terlalu luas sudah terasa sudah kebesaran, terlalu luas, sepi dan sunyi.

2. Allaah SWT berfirman bahwa ada yang dipanjangkan usianya sampai lupa dan tidak tahu lagi apa apa:

وَٱللَّهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفَّىٰكُمْ ۚ وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَىٰٓ أَرْذَلِ ٱلْعُمُرِ لِكَىْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْـًٔا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ قَدِيرٌ.
(النحل الاية ٧٠)

“Allaah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada usia yang tua renta sampai pikun, sehingga tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya. Sungguh, Allaah Maha Mengetahui Lagi Maha Kuasa.
(QS An-Nahel, surah ke 16, ayat 70, halaman 273).

3. Anak-anak setelah dewasa, berkeluarga, mereka mandiri dan sibuk dengan keluarganya masing-masing, dan biasanya lebih memilih punya rumah sendiri, tidak lagi ingin tinggal bersama serumah dengan orangtuanya.

Catatan
1. Sunnatullaah, tidak ada wajah dan fisik yang langgeng sempurna, pasti akan menua dan keriput. Maka tawakkal dan senyumlah yang membuat tetap awet. Pantaslah Rasuulullaah SAW mewajibkan ummatnya memperbanyak SENYUM dan jangan MENGELUH.

2. Tidak ada pernikahan yang tanpa pertengkaran, karena berpasangan dengan orang yang tentu punya kekurangan dan punya kelebihan, dan dari keluarga yang berasal beda tradisi.
Hanya kesabaran dan saling menghargailah yang bisa membuat damai dan tenteram.

3. Tidak ada kehidupan yang sepenuhnya indah. Dunia adalah tempat ujian. Selama kita masih hidup, Allaah akan terus menguji dan menguji.
Maka, kebahagiaan dan kedamaian hidup di saat nafsi-nafsi yang anak anak tidak lagi tinggal bersama orang tua adalah SIBUKKAN DIRI dengan rajin ke masjid berjamaah, perbanyak ikut ta’lim, pengajian, sibukkan diri dengan ikut outing, bertamasya, gathering dan menghadiri hajatan demi kebersamaan dan pahala silaturahmi, perbanyak acara reuni.

Rasuulullaah SAW telah Mengingatkan:

مَا يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي جَسَدِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ.
( رواه احمد والترمذى ).

Arti:
“Cobaan akan selalu menimpa orang orang Mukmin dan Mukminah, baik pada dirinya, pada anaknya, maupun pada hartanya sampai mereka bertemu dengan Allaah tanpa dosa sedikit pun.”
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam Ahmad & At-Tirmidzi).

4. Jalani hidup sebagaimana mestinya tanpa ngotot. Dengan demikian akan merasa tenang. Sebab hidup akan terasa lapang tatkala menyikapinya bahwa kehidupan dunia memang penuh ujian.

5. Usahakan rutin membaca Al Quran setiap hari minimal 10 ayat dengan menghayati TERJEMAHAN nya.

6. Akan tiba waktunya Nafsi nafsi, sibuk dengan diri sendiri:
Ammaar Bin Yaasir RA menuturkan:

كفى بالموت واعظا،
وكفى باليقين غنى،
وكفى بالعبادة شغلا.

“Kafaa bil mauti waa’i-dzon,
wa kafaa bil yaqiini ghinan,
wa kafaa bil ‘ibaadati syughulan”

“Cukuplah kematian sebagai peringatan, cukuplah keyakinan sebagai kekayaan, dan cukuplah ibadah sebagai kesibukan”.

(Kitab Tazkiyatun Nafs : 65).

Penutup:
Mari kita berdoa dengan doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah SAW ini:
“Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu”
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here