Parenting Literasi Dari Kaki Gunung Bawakaraeng

0
412
- Advertisement -

Kolom Bachtiar Adnan Kusuma

Saya bersyukur karena selain berkesempatan menghadiri pernikahan ponakan saya, Fadillah Achmad, tepatnya Jumat 23 Juli 2022, esok harinya, Sabtu 24 Juli 2022 oleh Yayasan Ulul Albab dan Rumah Gamacca Literasi yang berlokasi di kaki Gunung Bawakaraeng, mengundang penulis berbicara di depan jamaah, santri dan pegiat literasi tentang “ Parenting Literasi “.

Penulis bersyukur karena dengan pengalaman lapangan bertahun-tahun menggerakkan Gerakan Literasi di Sulawesi Selatan, DKI Jakarta dan beberapa daerah di Indonesia, menarik sebuah kesimpulan bahwa gerakan literasi haruslah tumbuh dari sebuah keluarga.

Keluarga memegang peranan penting tumbuhnya budaya literasi yang sehat, produktif dan dimulai dari diri sendiri, keluarga dalam rumah tangga, tetangga, pada tingkatan RT, RW, Kelurahan, Desa sampai pada tingkat kabupaten, kota.

Hemat penulis, gerakan literasi tak sekadar gerakan bersama yang hanya bertumpu pada praktik mengajak dan menyerukan orang lain membaca dengan memberi fasilitas buku, fasilitas ruang dan tempat membaca, pelatihan dan in house training.

- Advertisement -

Gerakan literasi mestinya menjadi sebuah gerakan kebutuhan yang bukan hanya tugas pemerintah, tapi tugas dan tanggungjawab kita semua. Karenanya, gerakan literasi mestinya menjadi sebuah gerakan filosofi sesuai dengan namanya gerakan berarti kegiatan yang berproses secara terus menerus dan tidak bisa berhenti dalam sedetik pun.

Sebab gerakan literasi sesuai namanya, gerakan berarti bertumpu pada energi kinetik yang secara terus menerus digerakkan semua pihak termasuk orang tua di rumah, guru-guru, kepsek, Korwas, pendidik, masjid-masjid, pegiat literasi dan siapa pun yang memiliki perhatian besar tumbuhnya Gerakan membaca dan literasi digital yang belakangan amat kencang digerakkan Pemerintah Pusat dan khususnya di Sulawesi Selatan.

Menurut penulis, peran penting setiap keluarga sangat perlu terutama membangun dan menumbuhkan ekosisten gerakan literasi dan numerasi di Sulawesi Selatan. Seperti teori yang dikemukakan Jhon Lock, teori tabulasa yang menitikberatkan pentingnya sebuah pembiasaan dimulai dari sebuah keluarga. Karena keberhasilan dan tumbuhnya budaya literasi yang tinggi haruslah dimulai dari setiap rumah tangga.

Nah, bagaimana caranya? Pertama, haruslah dimulai dari diri sendiri. Setiap orang tua haruslah menjadi contoh dan teladan yang baik tumbuhnya gerakan literasi dalam keluarga. Ayah dan ibu sebagai lokomotif parenting literasi bagi setiap keluarga memiliki budaya literasi yang baik dan bisa dicontoh anak-anak dan setiap anggota keluarga di rumah. Selain membangun reading habit membaca dari diri sendiri, keluarga dan tetangga yang paling terdekat , menyusun paket membaca setiap keluarga, membentuk klinik baca keluarga dan mencanangkan gerakan membaca 25 setiap hari dalam keluarga.

Kedua, masyarakat, kita butuh pemimpin atau figur tokoh masyarakat yang menjadi contoh dan teladan hobi membaca. Selain menyediakan dan memperluas jaringan perpustakaan lorong, desa dan kelurahan, penting hadirnya kerja sama literasi dengan pegiat literasi dengan melakukan pelatihan membaca dan literasi digital literasi di setiap satuan pendidikan maupun setiap kelurahan, desa dan lorong-lorong yang ada di Sulawesi Selatan.

Ketiga, sekolah dan pondok pesantren. Pada setiap satuan pendidikan dibutuhkan figur dan guru, kepsek yang gemar membaca. Gerakan guru menulis tidaklah cukup kalau tidak diikuti dengan sebuah gerakan yang melibatkan siswa-siswi. Penulis lebih setuju menggunakan istilah Gerakan Guru dan Siswa Bergerak Menulis Satu Buku Menulis. Di sisi lain, membentuk klub-klub baca di setiap sekolah, duta baca sekolah, lomba menulis dan membaca, menghadirkan perpustakaan yang representatif di setiap sekolah.

Karena itu, Gerakan membaca dan Literasi Digital bisa tumbuh dengan baik, kuncinya melibatkan keluarga. Karena keluarga adalah peletak dasar tumbuhnya gerakan literasi dan numerasi di Sulawesi Selatan. Hemat penulis, parenting literasi adalah kunci utama tumbuhnya gerakan literasi dan numerasi di Sulawesi Selatan.

Penulis, Pegiat Literasi dan Penulis Buku Parenting Literasi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here