PINISI.co.id – Minggu kedua Januari 2020, saya bersama kawan-kawan bertandang, makan malam dan bertemu Ibu Minche Phieter, CEO Restoran Seafood Pelangi di Jalan Johar 13, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.
Awalnya, kami makan seperti halnya pengunjung umumnya, berkumpul dan mendengarkan saksama Bang Syamsul Munir bicara tentang rencana program kerja Departemen Hubungan Luar Negeri BPP KKSS. Syamsul Munir adalah Wakil Ketua Umum BPP KKSS yang membawahi Departemen Hubungan Luar Negeri dan CEO WAG Saudagar Phinisi Celebes sambil menunggu Minche, salah satu pengurus Departemen Hubungan Luar Negeri, sekaligus pemilik dan CEO Restoran Pelangi Seafood.
Setelah kami makan, Bang Syamsul Munir mereview program kerjanya bidangnya dan memohon peran khusus Minche Phieter untuk proaktif, mendata saudagar asal Sulawesi Selatan, khususnya keturunan Tionghoa yang kini menyebar di seluruh dunia, “saya siap bos,” kata Minche.
Selanjutnya, kami lebih asyik mendengar sejarah, visi, dan suka-duka seorang Minche Phieter yang mengaku meninggalkan profesinya sebagai “bankirs’ memilih melanjutkan usaha restoran mertuanya.
“Pelangi ini didirikan oleh mertua saya tahun 1960 di Makassar. Saya membuka cabang pertama di Jakarta, tepatnya Jl. Kelapa Gading tahun 2000. Tahun ini, 20 tahun. Saya sudah punya 7 cabang, 5 di Jakarta dan 2 di Singapura,” kata Minche.
“Saya ini adalah mantan Bankir Bank Swasta. Saya pensiun dini untuk fokus mengelola restoran warisan mertua saya. Mengelola restoran besar itu perlu kesabaran, 1-2 tahun, perlu banyak peluru, modal untuk bertahan, terutama sewa tempat. Saya di sini Jl. Johar sudah memiliki kontrak dengan pemiliknya hingga 15 tahun ke depan,” lanjut Minche.
Dari sisi lain, Minche mengaku selalu menjaga hubungan baik dengan karyawannya. Minche mengatakan, “Saya bilang ke mereka, bekerja saja melayani pelanggan. Tugas saya memikirkan kesejahteraan kalian. Karyawan saya sudah memiliki BPJS Kesehatan dan mereka bertahan bekerja di saya. Ada yang pernah keluar, tapi kembali lagi.”
Wujud Rasa Syukur
Sebagai salah satu bentuk rasa syukur kepada Tuhan karena berhasil mengelola Restoran Pelangi, Minche Phieter pun mendirikan Yayasan, “program peduli kemanusiaan. Minche menjelaskan, “Program Peduli itu dimulai setelah terjadi gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, Palu dan Sigi, September 2019. Saya membuat program peduli, saya sisihkan sebagian keuntungan saya. Saya punya tim kecil, turun langsung ke lokasi membawa dan menyalurkan bantuan. Terakhir, awal Januari 2020 ini, kami turun ke pelosok-pelosok Provinsi Banten.”
Minche mengaku bersyukur dikasih kesempatan oleh Tuhan untuk mengelola Seafood dan membantu sesamanya. “Saya ini tidak ingin kaya raya. Saya sudah mensyukuri pemberian Tuhan, awalnya saya hanya minta kepada Tuhan dua ruko. Dari sana saya membangun usaha hingga hari ini. Saya seperti ini hari ini karena saya selalu ingin berbuat baik dan membantu sesama saya,” jelasnya.
Minche bangga karena restorannya sering dikunjungi dan dipuji rasanya oleh banyak pembesar, pejabat dan saudagar sukses, perantau asal Sulawesi Selatan yang berdomisili, bekerja atau berdinas di Jakarta. Juga oleh pelanggan umum.
Selain fokus mengelola restonya, Minche juga mengaku bangga bisa aktif di Perhimpunan Anging Mammiri Jakarta Indonesia, paguyuban yang bergerak dalam bidang kekerabatan dan kemanusiaan, didirikan sejak tahun 2000. [M. Saleh Mude]